Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu isu yang sampai kini masih
menjadi persoalan baik pada tataran konseptual maupun implementasinya.
Demokratisasi pendidikan yang tengah bergulir di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari persoalan pendidikan yang sedang kita hadapi. Program wajib
belajar sembilan tahun yang dilaksanakan belum menunjukkan capaian yang
memuaskan, ini menunjukan rendahnya tingkat pendidikan, dan tentunya hal ini
akan berimplikasi pada penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Krisis
multidimensi yang dialami, upaya pemulihan ekonomi yang nampaknya masih
berjalan lamban, dan biaya pendidikan yang semakin meningkat akan lebih
memperlemah kemampuan orang tua dan masyarakat dalam menyekolahkan
anak-anaknya. Tingginya angka tidak melanjutkan sekolah, dapat menjadi
indikator lemahnya kemampuan ekonomi orang tua dalam melanjutkan pendidikan
anak-anaknya.
Masalah lain yang juga penting adalah terjadinya krisis ekonomi
diberbagai negara. Dalam memasuki globalisasi ekonomi ini bangsa Indonesia
harus menghadapi dua kenyataan yang nampak paradoksal yaitu tantangan kerjasama
disatu pihak dan persaingan global dipihak lain.
A.
PERAN EKONOMI
DALAM PENDIDIKAN
Globalisasi ekonomi yang melanda
dunia, otomatis mempengaruhi hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia.
Alasannya sederhana, yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang
globalisasi ekonomi dunia. Pemerintah Indonesia memutuskan tetap mengutamakan
pembangunan ekonomi. Kalau dahulu alasannya ekonomi memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia, maka kini disamping alasan itu juga agar tidak kalah
bersaing dalam era globalisasi ekonomi. Berbagai kebijaksanaan dan peraturan
baru dibuat. Frekuensi munculnya kebijaksanaan dengan peraturannya cukup
banyak. Dan jelas berbeda sekali dengan frekuensi munculnya kebijakan dan
peraturan-peraturan baru di bidang lain.
Implikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
secara makro dalam bidang pendidikan, yaitu:
a.
Cukup banyak orang kaya sudah mau secara
sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa
bersekolah.
b. Terlaksananya sistem ganda pendidikan. Sistem
ganda pendidikan yaitu kerjasama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam
proses belajar mengajar.
c. Munculnya sejumlah sekolah unggulan. Timbulnya sekolah-sekolah unggul yang
memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap karena di biayai dan dipunyai oleh
kebanyakan orang –orang kaya Walaupun kebijakan dan program sekolah ini tidak
sama dengan yang lain, diharapkan agar tidak terdapat pilih-kasih dalam
menerima para siswa artinya calon siswa dari manapun asalnya hendaklah dapat
diberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan di sekolah unggulan tersebut dan yang paling
penting juga adalah dapat menghasilkan lulusan yang bermutu serta tidak
menyimpang dengan tujuan nasional negara kita.
Inti tujuan pendidikan adalah membentuk mental
yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang
sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang
beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
Peran ekonomi secara mikro dalam pendidikan
yaitu :
a. Ekonomi memegang peranan penting dalam
kehidupan seseorang walaupun orang itu sudah menyadari bahwa kehidupan yang
gemerlapan tidak menjamin memberi kebahagiaan.
b. Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi
sangat di tentukan oleh kondisi ekonominya masing-masing. Sekolah atau
perguruan tinggi yang kaya akan bisa leluasa bergerak menggaji guru atau dosen,
membeli perlengkapan besar dan sebagainya. Namun sebaiknya untuk sekolah yang
miskin akan sulit bergerak.
c. Persekolahan di Indonesia sebagian besar masih
lemah ekonominya, walaupun sudah punya gedung, tapi perlengkapan belajarnya
masih minim, kesejahteraan guru belum memadai, sementara itu orang-orang kaya
lebih memilih mendirikan sekolah sendiri (sekolah unggulan) dari pada
memberikan uang kepada semua sekolah yang ada dalam jangka waktu yang tidak
terbatas.
B.
FUNGSI PRODUKSI DALAM PENDIDIKAN
Fungsi
produksi adalah hubungan antara output dengan input. Jadi, suatu organisasi
pendidikan dikatakan produktif kalau paling sedikit memiliki keseimbangan
antara output dengan input. Fungsi produksi dalam pendidikan bersumber dari
buku Thomas (tt.), yang membagi fungsi produksi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Fungsi
Produksi Administator; yang dipandang input adalah segala sesuatu
yang menjadi wahana dan proses pendidikan, input pendidikan meliputi:
·
Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan
kelas. Penilaian untuk dapat diuangkan adalah atas dasar luas dan kualitas
bangunan.
·
Perlengkapan belajar di sekolah seperti media,
alat peraga baik didalam kelas maupun di laboratorium, yang juga dihitung
harganya dalam bentuk uang.
·
Buku-buku pelajaran dan bentuk material lainnya
seperti film, disket dan sebagainya, juga dapat diuangkan.
·
Barang-barang habis dipakai seperti zat-zat
kimia dilaboratorium, kapur, kertas, alat tulis, dan sebagainya dihitung dalam
wujud uang.
·
Waktu guru bekerja dan perangkat pegawai
administrasi dalam memproses peserta didik, yang juga dinilai dengan uang.
Kelima
jenis input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.
Sementara itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk layanan
dalam memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya peserta didik
dalam belajar.
2. Fungsi
Produksi Dalam Psikologi; adalah sama dengan input fungsi produksi
administrator akan tetapi outputnya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi
ini adalah hasil belajar siswa yang mencakup: peningkatan kepribadian,
pengarahan dan pembentukan sikap, penguatan kemauan, penambahan pengetahuan,
ilmu dan teknologi, penajaman pikiran, dan peningkatan estetika (keindahan)
serta keterampilan. Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi
fungsi produksi psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada
harga outputnya. Indikator harga hanya dapat dicari dalam bentuk manfaatnya
lulusan dimasyarakat serta kecocokannya dengan norma dan kondisi masyarakat.
3.
Fungsi Produksi Ekonomi;
sebagai inputnya adalah semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi
produksi admnistrator, semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan
yaitu uang saku, membeli buku dan sebagainya selama masa belajar dan uang yang
mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak
didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang
menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat
dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah. Dan
apabila ia belum pernah bekerja yang menjadi outputnya adalah gaji yang
diterima setelah tamat dan bekerja.
Dalam
menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang
yaitu:
a. Jika
peserta didik tamat, belum tentu ia segera bekerja
b. Selama
menunggu untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja
seadanya dengan penghasilan yang tidak tetap.
c. Kalaupun
lulusan membuat usaha sendiri dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulan
tidak mungkin tertatur.
d. Kalaupun
lulusan bisa bekerja dengan penghasilan tetap tiap bulan sangat mungkin dia
mencari tambahan penghasilan diluar untuk meningkatkan nafkahnya.
e. Bila
bekerja disektor swasta, penghasilannya sulit dihitung sebab upah atau gaji
perusahaan bervariasi.
Fungsi produksi ekonomi bertalian erat dengan
marketing didunia pendidikan. Dalam hal ini Keuntungan marketing adalah
a)
Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan
terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik
b)
Kepuasan masyarakat ditingkatkan
c)
Meningkatkan daya tarik terhadap petugas,
peserta didik, dana, donatur, dan sebagainya
d)
Meningkatkan efesiensi kegiatan pemasaran.
Akan tetapi dalam marketing juga terdapat
kelemahan adalah
a)
Ada kecederungan lembaga pendidikan selalu
dijadikan usaha dagang untuk mendapatkan keuntungan
b)
idealisme pendidikan cenderung diabaikan.
Menurut Mutrofin (1996) dalam Pidarta (2007:254), menyatakan bahwa negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi sangatlah jelas, dimana sistem pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibelitas dan mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya Link and Match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta jenisnya.
Menurut Mutrofin (1996) dalam Pidarta (2007:254), menyatakan bahwa negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi sangatlah jelas, dimana sistem pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibelitas dan mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya Link and Match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta jenisnya.
C.
FUNGSI DAN PERAN EKONOMI PENDIDIKAN
Peranan
ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang peranan
penting sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju
mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi,
keahlian dan keterampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci
keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila pengelola dan
guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya
masing-masing dan memiliki keterampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya,
besar kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya, walaupun
dengan ekonomi yang tidak memadai.
Fungsi
ekonomi dalam pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan.
Bukan merupakan modal yang dikembangkan dan juga mendapatkan keuntungan yang
berlimpah, disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian
dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan afeksi, kognisi,
dan keterampilan untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain
sebagai penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai
materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.
Kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada
hal-hal:
1)
Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak
dapat dibuat sendiri atau bersama para siswa, orang tua, masyarakat atau yang
tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti : prasarana dan sarana,
media, alat peraga, barang habis pakai, dan materi pelajaran.
2)
Membiayai semua perlengkapan gedung seperti
air, listrik, telepon, televisi, dan radio.
3)
Membayar jasa segala kegiatan pendidikan,
seperti : pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan, panitia-panitia, darmawisata,
pertemuan ilmiah, dan sebagainya.
4)
Mengembangkan individu yang berperilaku
ekonomi, seperti; hidup hemat, bersikap efisien, memiliki keterampilan
produktif, memiliki etos kerja, mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
5)
Memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para
personalia pendidikan.
6)
Meningkatkan motivasi kerja.
7)
Membuat para personalia pendidikan lebih
bergairah bekerja.
Sumber-sumber dana pendidikan yang mungkin bisa
diperoleh :
§
Dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek
pembangunan, penelitian-penelitian bersaing, pertandingan karya ilmiah
anak-anak dan perlombaan-perlombaan lainnya.
§
Dari kerjasama dengan instansi lain, baik
pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja sama ini bisa dalam bentuk proyek
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan proyek pengembangan bersama.
§
Membentuk pajak pendidikan. Program ini bisa
dirancang bersama antara lembaga pendidikan dengan pemerintah setempat dan
masyarakat, dengan cara ini bukan saja orang tua siswa yang membayar dana
pendidikan tetapi semua masyarakat.
§
Usaha-usaha lain, misalnya :
a. Mengadakan seni pentas keliling atau dipentaskan dimasyarakat.
b. Menjual hasil karya nyata anak-anak.
c. Membuat bazaar.
d. Mendirikan kafetaria.
e. Mendirikan toko keperluan personalia pendidikan dan anak-anak.
f. Mencari donator tetap.
g. Mengumpulkan sumbangan.
h. Mengaktifkan komite sekolah khusus dalam meningkatkan dana pendidikan.
a. Mengadakan seni pentas keliling atau dipentaskan dimasyarakat.
b. Menjual hasil karya nyata anak-anak.
c. Membuat bazaar.
d. Mendirikan kafetaria.
e. Mendirikan toko keperluan personalia pendidikan dan anak-anak.
f. Mencari donator tetap.
g. Mengumpulkan sumbangan.
h. Mengaktifkan komite sekolah khusus dalam meningkatkan dana pendidikan.
Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dibagi
atas :
v
Dana rutin adalah dana yang dipakai untuk
membiayai kegiatan rutin seperti gaji, pendidikan, pengabdian masyarakat,
penelitian dan sebagainya.
v
Dana pembangunan, adalah dana yang dipakai
untuk membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang artinya membangun prasarana
dan sarana, alat belajar, media, dan kurikulum baru. Dana ini berasal dari
pemerintah
v
Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP, yang
digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan
pembangunan.
v
Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaanya
sama dengan butir 3 di atas.
Ada tiga macam perencanaan biaya pendidikan,
yaitu :
v
Perencanaan sacara tradisional, yaitu dengan
menentukan macam-macam kegiatan pendidikan, kemudian masing-masing kegiatan
ditentukan biayanya.
v
SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan
Penganggaran), Pengaturan jenis-jenis kegiatan dilakukan secara system, atau
lembaga pendidikan dipandang sebagai system dari segi pembiayaan. Alokasi dana
disusun atas dasar realita. Dan semua kegiatan diorientasikan kepada pencapaian
tujuan pendidikan.
v
ZBB (Zero Base Budgeting), hanya direncanakan
untuk satu tahun anggaran
Dalam pembentukan biaya pada setiap kegiatan
haruslah memperhatikan: (Vaizey, 1969).
v
Perubahan harga di pasar.
v
Perubahan jumlah barang yang diperlukan.
v
Pertambahan jumlah siswa.
v
Peningkatan standar pendidikan.
v
Tingkat umur peserta didik.
Semua jenis dana dipertanggung jawabkan kepada
badan atau organisasi pemberi dana :
1)
Dana rutin dan dana pembangunan yang bersumber
dari pemerintah bagi lembaga pendidikan negeri dipertanggung jawabkan dengan SPJ
(Surat Pertanggungjawaban) yang disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang
sah.
2)
Dana dari yayasan bagi lembaga pendidikan
swasta dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan yang juga disertai
bukti-bukti pembayaran yang sah.
3)
Dana dari masyarakat baik pada lembaga
pendidikan negeri maupun swasta dipertanggungjawabkan dalam laporan yang
disertai bukti-bukti pembayaran yang sah kepada wakil-wakil masyarakat.
4)
Dana yang diupayakan sendiri oleh lembaga
pendidikan bersangkutan dipertanggungjawabkan kepada personalia lembaga yang
juga disertai bukti-bukti pembayaran yang sah.
Dalam menyusun laporan pertanggungjawaban
keuangan, perlu disertakan : (Gorton, 1983).
1)
Berapa banyak uang yang terserap secara nyata.
2)
Berapa banyak uang sisa.
3)
Berapa banyak uang yang dibelanjakan, tetapi
barang yang dibeli tidak dapat dipakai karena beberapa sebab.
D.
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DANA PENDIDIKAN
Pemerintah
memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan karena dana pendidikan sangat
terbatas. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil ini secara optimal sangat
diperlukan efisiensi dalam penggunaannya.
Menentukan tingkat efisiensi pendidikan
dilakukan dengan :
1. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk masing-masing kegiatan.
2. Proses pada setiap kegiatan.
3. Hasil masing-masing kegiatan.
1. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk masing-masing kegiatan.
2. Proses pada setiap kegiatan.
3. Hasil masing-masing kegiatan.
Efektivitas
biaya ialah upaya untuk mengetahui apakah sejumlah biaya tertentu dapat
memberikan hasil pendidikan yang sudah ditentukan. Carpenter (1972)
mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas sebagai berikut :
1)
Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan
problem tujuan dan alat memproses input untuk menjadi output.
2)
Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali
alat pemrosesnya.
3)
Mempertimbangkan semua output utama. Dalam
pendidikan, yang dikatakan output utama adalah jumlah siswa yang lulus.
4)
Korelasi diharapkan bersifat kausalitas. Yaitu
korelasi antara cara memproses dengan output harus harus bersifat kausalitas.
REFERENSI
Pidarta,
Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia). Jakarta: PT. Rineka Cipta
_______.
2012. Landasan Ekonomi Pendidikan. (online)
(http://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/landasan-ekonomi-pendidikan/,
diakses 30 September 2013).
0 komentar:
Posting Komentar